Yang Perlu Dipertimbangkan Selama Karantina Berlangsung

Karantina merupakan salah satu cara yang sering digunakan ketika merebaknya wabah penyakit. Di saat pandemi korona ini, karantina juga diterapkan dalam berbagai bentuk di berbagai negara. Pada dasarnya melakukan pembatasan ruang gerak bagi masyarakat agar tidak tertular penyakit berbahaya.

Meskipun demikian, berdasarkan ulasan dari beberapa penelitian yang dilakukan oleh Brooks dkk (2020) menyatakan bahwa karantina pun memiliki dampak bagi psikologis. Dampaknya pun cepat atau lambat pasti dirasakan oleh mereka yang melakukan karantina.

Alih-alih untuk terhindar dari penyakit menular, tetapi justru mendapatkan dampak psikologis seperti: kejenuhan, gejala stres, gangguan emosi, mudah gelisah, dan bahkan bisa terkena insomnia.

Namun, perlu diingat tujuan dari karantina sangat mulia, yakni untuk terhindar dari penyakit menular. Oleh karena itu untuk mendapatkan keseimbangan dari karantina dan kesehatan mental, maka Brooks dkk (2020) memberikan beberapa rekomendasi untuk menciptakan karantina yang baik.

Pertimbangkan Durasi Karantina

Semakin lama waktu karantina akan berdampak pada keadaan psikologis. Stressor (penyebab stres) dapat ditemui dari efek karantina yang berkepanjangan. Bagi mereka yang berada pada masa karantina yang terlalu lama akan menimbulkan frustasi dan menurunnya kondisi moral mereka.

Walaupun begitu tidak semena-mena untuk memperpendek durasi karantina, karena pada dasarnya karantina memiliki tujuan yang baik. Pengambil keputusan harus menyadari dampak dari kepanjangan karantina yang tak perlu. Pemerintah alangkah baiknya untuk mempertimbangkan jangka waktu ideal antara keselamatan (terhindar dari penyakit menular) dan memperdulikan keadaan psikologis warganya.

Transparansi Informasi

Sumber informasi yang dapat dipercaya sangatlah penting. Memberikan tujuan dilakukannya karantina menjadi peran penting. Masyarakat harus menerima informasi sejelas dan terpercaya mungkin. Informasi yang simpang siur membuat keadaan psikologis semakin resah.

Dengan informasi yang jelas dan terpercaya, membuat ketenangan dalam menjalankan karantina. Informasi penting untuk masyarakat sangat diperlukan, seperti halnya prosedur apa saja yang harus ditaati selama karantina. Sehingga masyarakat tidak mengalami kekalutan.

Selain itu perlu dihindari informasi yang membuat khawatir berlebihan, perlu juga memberikan informasi yang mengandung semangat dan harapan bahwa pemerintah telah mengambil langkah yang mampu mengatasi pandemi. Tetapi pastikan informasi yang diberikan sepenuhnya jujur dan apa adanya, sehingga tidak perlu memberikan informasi yang hanya membawa angin segar semata. Terakhir, hindari untuk memberi informasi bohong, baik dari pemerintah ataupun masyarakat sendiri.

Memastikan Kebutuhan Dasar Terpenuhi

Pemerintah perlu memastikan bahwa kebutuhan dari seluruh warganya terpenuh selama karantina. Kebutuhan dasar sangat mempengaruhi keberhasilan dari karantina ini. Oleh karena itu koordinasi untuk melakukan penyediaan pasokan kebutuhan dasar dipastikan sebelum ditetapkannya karantina.

Mengurangi Kebosanan dan Tingkatkan Komunikasi

Kebosanan selama karantina tidak akan terhindarkan. Perlu disiapkan bagaimana masyarakat melakukan manajemen stres selama karantina berlangsung. Salah satu yang paling mudah dilakukan untuk mengurangi kebosanan adalah meningkatkan komunikasi.

Di zaman saat ini sudah sangat diuntungkan oleh kemajuan teknologi. Komunikasi pun bisa dilakukan melalui berbagai perangkat canggih. Dengan adanya teknologi tersebut, masyarakat akan merasa masih terhubung dengan dunia luar. Tugas pemerintah adalah menjaga infrastruktur dari komunikasi tersebut agar berjalan dengan baik.

Pemerintah juga bisa melakukan kerja sama dengan berbagai pihak dalam menyediakan konseling jarak jauh, salah satunya dapat bekerja sama dengan psikolog. Konseling jarak jauh membantu kepada para individu yang sudah membutuhkan pertolongan dari para profesional dalam mengatasi berbagai keluhan psikologis.

Beri Perhatian Khusus pada Tenaga Kesehatan

Selama karantina, kelompok yang memiliki beban cukup berat adalah tenaga kesehatan. Pekerjaannya menuntut mereka untuk bekerja maksimal, dan penuh risiko. Tenaga kesehatan memiliki risiko tinggi untuk tertular penyakit menular, karena mereka langsung berhadapan dengan pasien.

Pada waktu karantina juga tenaga kesehatan sering kali memiliki waktu kerja yang jauh lebih panjang, dan tugas yang lebih padat. Oleh karena itu faktor kelelahan seringkali menghantui mereka, padahal selama karantina berlangsung banyak yang berharap pada kinerja tenaga kesehatan.

Maka dari itu perlu untuk seluruh elemen memberikan perhatian khusus pada mereka, supaya mereka mampu bekerja dengan maksimal. Pemerintah dan masyarakat diharapkan saling bahu membahu memberikan dukungan, baik secara moral (hiburan) atau fisik (makan, minum, perlengkapan kerja, dll).

Kesukarelaan Masyarakat

Karantina merupakan kegiatan yang tidak mudah. Keberhasilan dari karantina adalah seberapa patuh masyarakat dalam mengikuti anjuran untuk karantina. Tujuan karantina untuk kebaikan masyarakat sendiri, tetapi juga masyarakat tidak patuh dan cenderung melanggar. Maka keberhasilan karantina pun tidak akan dicapai.

Kesukarelaan masyarakat untuk mengikuti karantina sangat diperlukan. Dengan begitu pemerintah dan petugas kesehatan akan bekerja jauh lebih maksimal, karena penyebaran dari penyakit menular akan berkurang dengan adanya kepatuhan untuk karantina.

Referensi:

Brooks, S. K., Webster, R. K., Smith, L. E., Woodland, L., Wessely, S., Greenberg, N., & Rubin, G. J. (2020). The psychological impact of quarantine and how to reduce it: rapid review of the evidence.

Leave a comment